Senin, 11 April 2011

Oleh-oleh "GENTA BENCANA"



BUAH TANGAN GENERASI TANGGAP BENCANA (GENTA BENCANA)
Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena saya diberikan kesempatan untuk mengikuti Pelatihan dan Workshop “Generasi Tanggap Bencana (Genta Bencana) yang diselenggarakan oleh Panitia Lulusan Dokter Fakultas Kedokteran Internasional Universitas Indonesia, Sabtu-Minggu 19-20 Maret 2011 di Buper Cibubur. Tak adil rasanya jika apa yang saya peroleh tidak dibagikan atau dinikmati oleh masyarakat luas, karena banyak hal serta pengalaman yang dapat membuat kita berpikir serta bertindak jika mengalami kondisi yang tidak menyenangkan (baca : bencana). Pada beberapa tulisan ini akan saya coba uraikan secara terpisah....
DISASTER PREPAREDNESS EDUCATION
Membentuk Masyarakat Tangguh Bencana
Jepang vs Indonesia
Jepang adalah negara Asia yang memiliki karakteristik hampir sama dengan Indonesia dalam hal saratnya terjadi bencana.  Terletak pada zona mobil circum-Pacific  dan memiliki kondisi geografi, topografi, dan meteorologi yang khas, membuat gempa bumi, hujan deras dan banjir, letusan gunung api,  hujan salju berskala besar, hingga badai (typhoon) sangat sering terjadi di Jepang setiap tahunnya.  Bedanya,  Jepang memiliki kesiapsiagaan bencana yang amat baik. Termasuk,  dimilikinya sejumlah regulasi dan kebijakan yang mendukung pelaksanaan manajemen penanggulangan bencana terpadu.
Learn from Japan
  1. Gempa 9.0 SR disusul tsunami yang menghantam Jepang (11/3/2011) memberi pelajaran berharga bagi dunia soal manajemen bencana. Dunia harus belajar dari Jepang soal mitigasi bencana. Ketegasan pemerintah dan ketangguhan masyarakat terbukti berperan besar dalam menekan dampak bencana.
  2. Pasca gempa Kobe (1995) yang menelan korban sekitar 6.000 jiwa, Jepang bangkit, belajar, dan menyusun strategi untuk mengurangi dampak bencana. Ketangguhan pemerintah dan masyarakat adalah kunci utamanya.
Jepang, baik pemerintah maupun masyarakatnya adalah contoh (model) terbaik dalam manajemen/penanganan bencana.
Keypoint :
  •  Ketegasan Pemerintah
  •  Masyarakat tangguh
  • SOP (standar Operasional Prosedur) berjalan baik
  • Konstruksi bangunan standar tahan gempa
  • Sistem Peringatan dini berjalan
Latihan pencegahan bencana (disaster drill) telah dilakukan secara komprehensif di seluruh Jepang sejak tahun 1971.  Tujuannya adalah untuk mengetahui dan memverifikasi kesiapan aparat, lembaga terkait dan masyarakat dalam penanganan bencana.  Latihan ini dilakukan secara nasional (setiap 1 September) yang dipimpin langsung oleh PM Jepang dan diikuti semua komponen penanganan bencana terkait.  Di tingkat prefectures (setingkat propinsi), maupun city (shi) disaster drill ini juga dilaksanakan dengan melibatkan pemerintah lokal, perusahaan swasta, dan penduduk sekitar.  Total partisipan yang terlibat setiap tahunnya sekitar 1,9 juta jiwa
Hampir di setiap kota besar dan prefectures di Jepang terdapat pusat pelatihan pencegahan bencana (bousaikan/ bousaisenta). Pusat  pelatihan ini menyediakan latihan dan simulasi secara cuma-cuma kepada setiap warga negara maupun para pengunjung.  Ragam simulasi yang disediakan meliputi simulasi gempa bumi (jishin), simulasi typhoon (taihu), simulasi pemadaman api menggunakan  fire extinguisher, simulasi penyelamatan ketika kebakaran, game mengendarai helikopter (dengan helikopter betulan) untuk mengevakuasi korban bencana, dan lain-lain.
top20031110hy01_04sBagi pelajar usia SD (shogakko) adalah suatu kewajiban untuk mendatangi, mengenal, dan mengikuti simulasi pencegahan bencana di pusat pencegahan bencana terdekat.  Semua telah diintegrasikan dengan kurikulum belajar di SD.  Sehingga tak heran,  sebagian besar pengunjung pusat pencegahan bencana adalah anak-anak usia SD (disampaikan oleh Bayu Gawtama, Direktur Program ACT-Aksi Cepat Tanggap)



コウテイニシュウゴウduckcover&hold

Tidak ada komentar:

Posting Komentar