Selasa, 19 April 2011

PELAYANAN PUBLIK

Sekedar sharing dan berbagi pengalaman seharian kemarin...
Tanpa terasa ternyata penyerahan bukti pembayaran SPT tahun 2010 saya terlambat, yang seharusnya penyerahan terakhir tanggal 31 maret 2010, karena kesibukan dan domisili yang berbeda menyebabkan keterlambatan akan hal tersebut. Datang pukul 10.00 wib ke kantor pajak (KPP) Bekasi selatan di bilangan Cut  Meutia mendapatkan nomor antrian 234 untuk penyerahan SPT dan 537 untuk NPWP. Ketika nomor antrian NPWP saya dipanggil, saya mendapatkan pelayanan yang prima, dima petugas pajak memberikan pelayanan dan informasi secara menyeluruh, sehingga saya lebih paham tentang NPWP. Perubahan data yang saya perbaiki dan penggantian kartu NPWP hanya membutuhkan waktuk tidak lebih dari 5 menit. Dan semuanya "free" tanpa ada biaya apapun.
Selanjutnya saya mendapatkan antrian untuk menyerahkan bukti setoran SPT saya. Rumor atau isu tentang denda keterlambatan dan mendapatkan teguran dari petugas, sirna dan tak terbukti. Saya hanya mendapatkan senyuman dan penjelasan tentang SPT, serta perubahan data yang saya perbaiki. Saat ini saya kagum dan salut dengan pelayanan pajak di KPP Bekasi Selatan, karena mendapatkan pelayanan prima yang ramah, informatif serta profesional dari semua jajaran, dimulai dari satpam sampai petugas. Semoga pelayanan pajak atau pelayanan pada kantor-kantor publik lainnya melakukan hal yang sama.
Kepuasan saya sedikit berbeda ketika saya mengurus KTP dan Kartu Keluarga (KK) di kecamatan tempat domisili saya. Suasana ruangan yang cukup penuh dengan asap rokok ditambah dengan ketidakteraturan para petugas yang ada disana membuat saya bingung harus memulai dari mana.
Ketika memberikan informasi tentang keperluan saya, saya ditanya banyak hal yang saya tidak tahu mesti jawab apa. Sehingga saya menyerahkan sepenuhnya kepada petugas bagaimana sebaiknya.
Kebutuhan saya adalah membuat KTP untuk istri saya dan membuat KK baru untuk keluarga saya, saya bingung dengan persyaratan yang mesti dilengkapi, malah ditanya syaratnya sudah lengkap atau belum. Alhasil saya ditawari mau yang cepat atau ikut prosedur. Sebagai orang awam saya pasti memilih yang cepat agar bisa menghemat waktu dan energy. Dengan menyebutkan sejumlah biaya administrasi, saya menyetujuinya, tanpa tahu tentang produk jasa yang ditawarkannya. KTP pun berhasil dibuat hanya dalam waktu 15 menit.
Sebenarnya saya tidak mempermasalahkan sejumlah uang administrasi yang dibayarkan, tapi pelayanan yang sangat berbeda jauh dengan pelayanan yang diberikan di kantor pajak di atas.
Menjadi bahan renungan saya adalah :
  1. apakah standar operasional prosedur (SOP) pelayanan di pelayanan publik berbeda pada setiap instansi ?
  2. apakah informasi tentang hal-hal yang kita butuhkan yang belum kita ketahui harus mencari informasi terlebih dahulu (googling misalkan) ? tidak bisa bertanya secara langsung kepada petugas ?
  3. apakah kawasan merokok berlaku di seluruh ruangan di kantor pelayanan publik ?
Tidak ada kepentingan apapun ataupun tidak ada kekecewaan apapun dalam tulisan ini, hanya sekedar berbagi info dan berbagi pengalaman saja. Jika ada pihak yang dirugikan secara pribadi saya minta maaf.

Selasa, 12 April 2011

TOR PEER EDUCATOR

TERM OF REFERENCE PEER EDUCATOR
PENDIDIKAN REMAJA SEBAYA

Pendidikan Remaja Sebaya (PRS) merupakan salah satu bagian dari kurikulum pembelajaran anggota PMR tingkat WIRA yang berisi pengetahuan tentang permasalahan-permasalahan remaja secara umum. Output yang diharapkan dalam program ini adalah anggota PMR Wira mampu menjadi pendamping atau sebagai peer educator di lingkungan sekolah, sehingga mampu membantu program bimbingan konseling di sekolah.
Secara umum, TOR Peer educator adalah sebagai berikut :
I.                    PLAN
Tahapan Plan (perencanaan) meliputi rangkaian persiapan pelatihan yang meliputi :
a.      Pembuatan Rencana Pelatihan
b.      Pembuatan media pelatihan

II.                  DO
DO (pelaksanaan) merupakan langkah inti dalam pelatihan yang meliputi :
a.      Pembukaan
Meliputi :
1.      Persiapan media
2.      Setting tempat duduk
3.      Perkenalan
4.      Apersepsi
5.      Ice breaking

b.      Inti
Meliputi :
1.      Penguasaan materi (sesuai modul, berbasis pada kebutuhan audiens, ada informasi terbaru)
2.      Penerapan prinsip-prinsip belajar (kesempatan bertanya, pengembangan motivasi, pendekatan partisipatif)
3.      Pengaturan dan pengendalian prestasi pelatihan (pengaturan waktu dan materi, pengendalian kelompok, teknik bertanya)
4.      Respon peserta

c.       Penutup
Meliputi :
1.      Penyimpulan materi
2.      Menutup materi

III.                SEE
Tahapan see (evaluasi) adalah satu tahapan yang penting dalam kegiatan pelatihan. Hal ini dapat dijadikan tolok ukur untuk melihat keberhasilan pelatihan secara umum. Tahapan ini meliputi Atmosfer/suasana pelatihan dan feed back peserta.


 (Disampaikan oleh pemilik blog dalam acara "Tri Bhakti PMR" PMI Cab. Kab. Cirebon, 1-4 Juli 2010)

PROSEDUR PERTOLONGAN PERTAMA

PROSEDUR PERTOLONGAN PERTAMA
(wacana sebagai penolong dalam LOMBA Pertolongan Pertama)

  1. periksa keselamatan penolong, korban dan lingkungan, apakah aman ?
  2. mekanisme kejadian ?
  3. berapa jumlah korban ?
  4. ada bahaya susulan ?
  5. ada saksi ?
  6. Jenis kasus ? trauma/medis ?
  7. gunakan APD
  8. perkenalan diri…nama…asal…minta izin…hubungi 118 atau rumah sakit terdekat
  9. ada perdarahan hebat ? (periksa seluruh tubuh secara cepat)
  10. respon awas, suara, sentuh, nyeri, tekan
  11. periksa kelainan tulang leher
  12. buka jalan napas angkat dagu tekan dahi
  13. periksa napas 3-5 detik, ada napas ?
  14. periksa nadi 5-10 detik,ada nadi ?
(Jika semua ada/normal)
  1. Cek tanda vital
a.       frekuensi kualitas napas 30 detik
b.      frekuensi kualitas nadi 15 detik
c.       suhu dan kelembaban
d.      warna kulit
e.       tekanan darah/waktu pengisian kapiler
  1. Cek fisik dari ujung kepala sampai kaki, bandingkan kanan kiri, selalu lihat wajah korban dengan palpasi, aukultasi dan inpeksi, periksa perubahan bentuk, luka terbuka, nyeri tekan dan bengkak
  2. kepala atas, kepala belakang, pelipis, dahi
  3. mata, perubahan pupil, tanda khusus ?
  4. hidung ada cairan, benda asing, tanda khusus ?
  5. telinga kanan kiri, ada cairan, benda asing, tanda khusus ?
  6. mulut, cium, ada cairan, benda asing, tanda khusus ?
  7. rahang atas dan pipi
  8. rahang bawah dan dagu
  9. Leher
a.       tulang leher
b.      dilatasi pembuluh darah
c.       batang tenggorokan
  1. Ekspos/buka pakaian
  2. tulang belikat, bahu, tulang selangka
  3. dada
a.       tulang rusuk
b.      tulang dada
c.       irama pernafasan
  1. perut (kwadran kanan atas, kiri bawah, kanan bawah, kiri atas)
  2. lengan atas, siku, lengan bawah, pergelangan tangan, punggung dan telapak tangan, jari tangan, sirkulasi gerak sensasi
  3. Panggul (tekan dan goyang)
  4.  tungkai atas, lutut, tungkai bawah, pergelangan kaki, punggung dan telapak kaki, jari kaki, sirkulasi gerak sensasi
  5. punggung
  6. beri pelaporan, tanyakan KOMPAK dan isi kartu luka
  7. pemeriksaan berkala 5-15 menit sekali (respon, napas, nadi, suhu kelembababan warna kulit, penatalaksanaan)
  8. evakuasi dan transportasikan ke RS terdekat
  9. pertolongan selesai

-          Untuk mata, telinga, hidung dan mulut periksa dg menggunakan senter
-          Untuk tangan dan tungkai, periksa kanan dan kiri bergantian dengan memeriksa bagian atas dan bawah
-          Jika ada perdarahan (luka terbuka) Tanya letak, warna darah, aliran, panjang, lebar, dalam. Kemudian lakukan tekan langsung, tinggikan, tekan titik nadi, bersihkan, beri cairan antiseptic, balut, sirkulasi gerak sensasi
-          Jika ada patah tulang tertutup atau luka tertutup tanyakan perubahan bentuk, nyeri tekan, bengkak, memar, lebam, suhu, krepitasi ? Kemudian fiksasi manual, kompres, ukur bidai di tubuh yang sehat, masukan mitela lewat lubang anatomis, ikat mitela pada sendi yang paling banyak bergerak, sirkulasi gerak sensasi
-          Jika ada perdarahan hebat langsung tekan luka, tinggikan, tekan pada titik nadi, balut, sirkulasi gerak sensasi
-          Jika korban sadar ; setelah respon jika ada respon, perkenalan diri dan minta izin lagi, tanyakan kompak (keluhan utama, obat, makanan, penyakit, alergi dan kejadian),setelah keluhan utama cek fisik dulu baru tangani, tangani keluhan utama terlebih dahulu ; sebelum periksa fisik minta izin terlebih dahulu.
-          Sirkulasi gerak dan sensasi (SGS) hanya dilakukan pada korban sadar, pada korban tidak sadar hanya dapat diperiksa sirkulasi saja






Manajemen Bencana


DISASTER MANAGEMENT

      Mitigation diartikan sebagai setiap aktivitas yang dilakukan untuk mengeliminasi atau mengurangi tingkat resiko bencana dalam jangka panjang  terhadap manusia maupun harta benda.  
      Preparedness adalah setiap aktivitas sebelum terjadinya bencana yang bertujuan untuk mengembangkan kapabilitas operasional dan memfasilitasi respon yang efektif ketika suatu bencana terjadi. 
      Response adalah  setiap aktivitas yang dilakukan sebelum, selama, ataupun seketika setelah terjadi suatu bencana yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa, meminimalisir kerusakan terhadap harta benda, dan meningkatkan efektifitas program-program perbaikan. 
      Recovery adalah  aktivitas jangka pendek untuk memulihkan fasilitas kehidupan masyarakat (life support system)  agar dapat kembali beroperasi secara normal (Morrisey, 2004)
      Mitigation dan preparedness adalah aktivitas yang beririsan. Walsh (2005) menyebutkan bahwa mitigation dan juga planning (perencanaan) adalah elemen utama dalam preparedness


Disaster Education
Pendidikan kesiapsiagaan bencana dilakukan sebagai bagian dari mitigation yang otomatis juga merupakan bagian dari preparedness. Ragam pendidikan yang dilakukan dapat berupa integrasi konsep-konsep pencegahan bencana ke dalam kurikulum pendidikan di sekolah.
      Sasaran edukasi:  siswa, guru, ataupun karyawan sekolah, perkantoran, kampus, kepala desa/dusun dan berbagai komunitas masyarakat
      Materi :
  •  peningkatan ketrampilan menghadapi bencana (emergency response skill)
  • Perencanaan menghadapi bencana (disaster preparedness planning).
  • Penyuluhan interaktif secara reguler atau latihan pencegahan bencana (disaster drill) secara rutin yang melibatkan unsur masyarakat umum, LSM, pemerintah, lembaga kesehatan-pemadam kebakaran, dan lain sebagainya

Everybodys Bussiness
Sebenarnya siapa saja yang berperan dan bertanggung jawab terhadap bencana dan penanganannya ??? Hal ini adalah tanggungjawab bersama; pemerintah, corporate, lembaga kemanusiaan, lembaga edukasi, media, berbagai elemen masyarakat, komunitas masyarakat dan individu-individu yang memiliki kepedulian terhadap bencana

WHAT CAN WE DO?
Bekerja sama dengan pemerintah, corporate, dan media melakukan beragam edukasi kebencanaan, mulai dari sosialisasi dan pengenalan bencana serta potensi bencana, peningkatan ketrampilan menghadapi bencana (emergency response skill), perencanaan menghadapi bencana (disaster preparedness planning), penyuluhan interaktif secara reguler hingga latihan pencegahan bencana (disaster drill) secara rutin.  Sehingga ada hal-hal yang akan dihasilkan, antara lain :
  • Merancang Standar Operasional & Prosedur (SOP) kebencanaan di berbagai level, komunitas, perkantoran, sekolah & kampus
  • Sosialisasi dan penerapan SOP
  • Pengadaan & maintenance emergency tools

Local Wisdom
Penting bagi kita dan anak-anak mempelajari serta mempertahankan kearifan lokal (local wisdom) yang terbukti tangguh secara turun temurun diterapkan dalam menghadapi berbagai bencana. Local wisdom ini secara tidak langsung akan mengajarkan generasi berikutnya tentang bagaimana mensikapi bencana ketika bencana itu datang. Local wisdom ini bisa diajarkan melalui cerita-cerita dongeng, pertunjukan wayang dan lain-lain.

VOLUNTEERS
Apa yang harus kita lakukan sebagai seorang relawan ?
  • Membuat jaringan relawan (volunteers network)
  • Training & education for Volunteers
  • Volunteers Empowerment 
(disampaikan oleh Bayu Gawtama, Direktur Program ACT-Aksi Cepat Tanggap dalam acara GENTA BENCANA, Sabtu-Minggu 19-20 Maret 2011 di Buper Cibubur )